Munajat Cinta untuk Fatma

 
   
  Malam menyisakan hangat mentari sore. Dedaunan sayup-sayup menjadi pekat. Bintang mulai riang menebar angin yang lembut membalut malam. Hatiku terpatri rindu dalam jeruji ketakmampuan. Rindu untuk membelai hangat kulit lembut bidadari kecilku.
           Kerinduan menyergap.
           Matanya yang bening selalu mengikat ingatan. Harapan melambung menggemuruhkan asa ke angkasa. Menembus langit dan Mendobrak pintu angan.
         "Allah, hamba lemah. Hamba tak punya kuasa untuk sembuh, kecuali Kehendak-Mu. Berilah hamba kesembuhan, izinkan hamba menyampaikan rasa cinta dan sayang terhadap kedua putri hamba, terlebih untuk fatma."
           Tanganku bergetar.
           Rasa rindu dan cinta menjalar.
           Ak adalah seorang ibu yang hanya mampu terbaring lemah dengan rasa rindu yang bertumpah ruah. Pikiranku diselimuti rasa bersalah. Fatma sejak lahir belum pernah merasakan seharian penuh tidur disebelahku. Fatma diasuh oleh neneknya. Sedangkan Aku, disibukkan dengan rasa sakit yang menyergap tanpa jeda.
           "Ya Allah, Izinkan Fatma menikmati kenyamanan, rasa sayang, dan kehangatan keluarga bersama bapak dan ibunya. Izinkan ikfi dan fatma berbagi rasa sayang dan syukur. Ridhoi ya Allah. Kabulkan yang penuh dengan roja' kepada-Mu. Sempurnakanlah kebahagiaan kami ya Allah. Kebahagiaan untuk fatma. Kebahagiaan bersama fatma. Kebahagiaan yang akan mendekatkan kami kepada-Mu ya Allah .. "

~~

         Semilir angin pagi menyapu embun basah yang turun dari langit. Mentari mulai menebar sinar hangatnya. Rerintikan hujan semalaman masih menyisakan ritme nadanya. Daun basah. Hawa sejuk pagi menyampaikan rindu.
          Aku duduk termenung. Mencari-cari rahasia Allah. Mengilhami hikmah dibalik semua ini.
          Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara sepeda motor yang berhenti dihalaman. Kutangkap Sosok ibuku dengan bayi cantik digendongannya.
         "Fatma!!" Teriakku cerah penuh haru.

"Ya Allah. . Terimakasih untuk hari ini. Keajaiban kecilmu
benar-benar menjadi sesuatu
yang sangat istimewa bagiku.
Fatma telah Kau izinkan disampingku selama matahari kokoh
di singgasananya siang ini."



Jember, 28 desember 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pagi Berkabut