HIKAM



       Terkadang waktu terasa melambat, namun juga terkadang waktu terasa berlari. Nyaris dua bulan aku berada dalam kondisi yang kurang stabil, setelah melewati masa kritis.
          Alhamdulillah Allah memberikan kekuatan untuk bertahan sejauh ini. Memberiku kesempatan untuk bernafas. Allah menunjukan segalanya, setetes dari rahasia-Nya tentang kehidupan. Bagiku itu adalah cara-Nya untuk menjagaku, untuk mengingatkanku, untuk mendekatkanku, untuk memberi tahuku sesuatu yang tidak ak dapat ketika aku dalam keadaan yang sehat dan bahagia.
          Saat aku berada dalam masa kritis, rasa sakit menyergap mengalahkan biusku. Antara sadar dan tak sadar, ak merasa kematian telah menjemputku.
        Saat itu ak seolah melayang.
        Hilang diantara rasa sakit dan kesadaran.
        Namun Allah memberiku kesempatan kedua. Saat anastesiku mulai lenyap rasa sakit menyergapku dan menyadarkanku bahwa...
        Aku masih hidup!
        Kini kondisiku mulai membaik. Semangat dan optimis mulai bangkit. Namun terkadang godaan untuk berfikir negatif dengan cekatan mencuri ruang dalam pikiran. Tetapi saat hati telah yakin, maka kepasrahan untuk berfikir optimis kembali bangkit.
         Aku tersadar dengan satu kisah dalam kitab hikam tentang Nabi Musa.

        Suatu saat Nabi Musa mengalami sakit mata. Nabi Musa bersabar dan berdoa memohon kepada Allah kesembuhannya. Lalu Allah menurunkan wahyunya agar nabi Musa memetik sebuah rumput dan menggunakannya sebagai obat. Seketika itu, kesembuhan matanya kembali. Penglihatannya pulih dan membaik. Nabi Musa bersyukur dan bersujud kepada Allah.
        Beberapa tahun berselang. Nabi Musa mengalami sakit mata yang sama. Beliau ingat tentang rumput yang di gunakan sebagai obat. Karena itulah Nabi Musa segera mencari dan menggunakan rumput yang sama sebagai obat.
        Namun setelah menggunakan rumput tersebut, Nabi Musa tidak mendapatkan kesembuhan.
        Dalam kekecewaannya nabi musa berfikir mengapa meskipun telah menggunakan rumput yang sama, Ia tidak mendapat kesembuhan?
       Lalu Allah berfirman "Wahai Musa, pada saat itu engkau meminta kesembuhan dari-Ku, maka ak memberikannya. Sekarang engkau tidak meminta kesembuhan dariku melainkan mencari kesembuhan pada sebuah rumput, maka Aku tidak memberikan kesembuhan padamu"
          Nabi Musa langsung bersujud dan beristigfar memohon ampun kepada Allah.

   
     Hatiku bergetar.
     Apalah arti semua proses pengobatan jika kita hanya bergantung pada keabstrakan.
     Kepasrahan terhadap kuasa-Nya lah yang sebenarnya akan menyembuhkanku. Karena tidak ada kekuatan kecuali kekuatan dari Allah.

     "Hasbunallah wanikmal wakiil.. nikmal maula wa nikmannasir.. wa la khaula wa la quwwata illa billah.. "

       Ya Allah, aku pasrah.
       Apapun keputusan terbaik-Mu.
       Namun izinkan hamba menggapai ridho-Mu.. dan ridhoilah aku ya Allah.. untuk mendapat kesembuhan dari-Mu.

      "Allahumma robbannasi adhibil ba'sa isyfi wa anta syafi ... la syifaan illa syifauka. Syifaan la yughodiru saqoma"





Zulfaturroliya 😊
Jember, 26 Januari 2017

   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Munajat Cinta untuk Fatma

Pagi Berkabut