Postingan

Gambar
     "Aku dan Pengunjung Taman" Gadis kecil itu menghambur pada ibunya. Perempuan muda, berlesung pipit, berbulu mata lentik,  memaparkan dengan gamblang sebuah imaji yang mendefinisikan kata cantik. Perempuan itu menenteng keranjang sayuran, sinar wajahnya sedang tidak cerah, namun tetap meneduhkan. Ia memandangku sedikit kecewa, namun tak tampak amarah. Ia menatapku lekat,  hingga aku salah tingkah. "Ya Bunda yaa..." Rengek gadis kecil itu sambil menggoyang-goyang tangan kiri ibunya, memelas dan merajuk. "Aku janji sebentaaar aja, ya? Yaa...." Gadis kecil itu terus bernegoisasi manja. Tangan kanan perempuan itu membelai lembut rambut anak gadisnya, lalu mengangguk pelan dengan isyarat mata mengiyakan. Gadis itu langsung berbalik arah dengan cekatan, berlari padaku dengan sangat bahagia dan menampilkan kelegaan yang luar biasa. Melompat-lompat kegirangan di tengah taman yang tak lebih besar dari lapangan futsal ini. Di tengah taman ada sebuah rep

HIKAM

Gambar
       Terkadang waktu terasa melambat, namun juga terkadang waktu terasa berlari. Nyaris dua bulan aku berada dalam kondisi yang kurang stabil, setelah melewati masa kritis.           Alhamdulillah Allah memberikan kekuatan untuk bertahan sejauh ini. Memberiku kesempatan untuk bernafas. Allah menunjukan segalanya, setetes dari rahasia-Nya tentang kehidupan. Bagiku itu adalah cara-Nya untuk menjagaku, untuk mengingatkanku, untuk mendekatkanku, untuk memberi tahuku sesuatu yang tidak ak dapat ketika aku dalam keadaan yang sehat dan bahagia.           Saat aku berada dalam masa kritis, rasa sakit menyergap mengalahkan biusku. Antara sadar dan tak sadar, ak merasa kematian telah menjemputku.         Saat itu ak seolah melayang.         Hilang diantara rasa sakit dan kesadaran.         Namun Allah memberiku kesempatan kedua. Saat anastesiku mulai lenyap rasa sakit menyergapku dan menyadarkanku bahwa...         Aku masih hidup!         Kini kondisiku mulai membaik. Semangat dan opt

Munajat Cinta untuk Fatma

Gambar
        Malam menyisakan hangat mentari sore. Dedaunan sayup-sayup menjadi pekat. Bintang mulai riang menebar angin yang lembut membalut malam. Hatiku terpatri rindu dalam jeruji ketakmampuan. Rindu untuk membelai hangat kulit lembut bidadari kecilku.            Kerinduan menyergap.            Matanya yang bening selalu mengikat ingatan. Harapan melambung menggemuruhkan asa ke angkasa. Menembus langit dan Mendobrak pintu angan.          "Allah, hamba lemah. Hamba tak punya kuasa untuk sembuh, kecuali Kehendak-Mu. Berilah hamba kesembuhan, izinkan hamba menyampaikan rasa cinta dan sayang terhadap kedua putri hamba, terlebih untuk fatma."            Tanganku bergetar.            Rasa rindu dan cinta menjalar.            Ak adalah seorang ibu yang hanya mampu terbaring lemah dengan rasa rindu yang bertumpah ruah. Pikiranku diselimuti rasa bersalah. Fatma sejak lahir belum pernah merasakan seharian penuh tidur disebelahku. Fatma diasuh oleh neneknya. Sedangkan Aku, disi

Pagi Berkabut

Gambar
         Alam masih gelap. Malu-malu embun turun menyusup dedaunan. Aku terbangun. Nyeri diperut kanan bawah membangunkanku tepat pukul 03.00 wib. Seperti alarm yang sigap berdering. Tidak setiap saat lagi. Sesekali. Hanya sesekali. Namun mampu memaksa mataku terkesiap.         Remang-remang mata yang baru terbuka, tertuju pada sebuah botol plastik diatas lemari. Ak terbelalak!        "Myoma?!!"         Ya Allah.. saking apanya coba. Sebuah botol plastik obat maagh, Mylanta terbaca menjadi Myoma? Ada perasaan geli, ada perasaan gundah. Jum'at pagi ini dibuka dengan prolog yang kurang nyaman.       Pikiranku tergelitik.       Mulai berfikir.       Mulai tergoda.       Kuambil map besar berisi rekam medisku, hasil lab radiologi, USG, dan CT scan. Mengamati gambar itu satu persatu. Beberapa paham, namun lebih banyak tidak paham. Kuambil selembar hasil analisa CT scan.        "Masa padat dengan bagian kistik pada posterior VU yang meluas dan sulit dipisahkan d